Rabu, 10 Desember 2014

TUGAS 3

Isu Etika Signifikan Dalam Dunia dan Profesi
1.      Bantuan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris atau pemegang saham utama perusahaan. Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu atau terlihat dapat mengganggu dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan.
Berikut ini merupakan beberapa contoh upaya perusahaan/organisasi dalam menghindari benturan kepentingan:
a. Menghindarkan diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
b.  Mengusahakan lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan penumpukan.
c.  Menyewakan properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpanan kegiatan pemeliharaan.
d.     Memiliki bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
e.     Menghormati hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja, yang sah, diluar pekerjaan dari perusahaan dan yang bebas dari benturan dengan kepentingan.
f.  Mengungkapan dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan dari perusahaan, yaitu:
·         Kepada atasan langsung bagi karyawan
·         Kepada pemegang saham bagi komisaris, dan
·         Kepada komisaris dan pemegang saham bagi direksi
g.  Menghindari diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun non-keuangan pada organisasi/perusahaan yang merupakan pesaing, antara lain:
·      Menghindari situasi atau pelaku yang dapat menimbulkan kesan atau spekulasi atau kecurigaan akan adanya benturan kepentingan
· Mengungkapkan atau melaporkan setiap kemungkinan (potensi) benturan kepentingan pada suatu kontrak atau sebelum kontrak tersebut disetujui.
·    Tidak akan melakukan investasi atau ikatan bisnis pada individu dan pihak lain yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan baik secara langsung maupun tidak langsung
h.   Tidak akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau insitusi lain di luar perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan  tertulis dari yang berwenang.

2.      Etika Dalam Tempat Kerja
Etika bisnis sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, serta untuk memberi citra positif pada perusahaan tempat anda bekerja. Meski ada sekelompok orang yang lebih mementingkan keterampilan teknis dan kecerdasan, namun sekarang makin banyak perusahaan yang lebih memilih karyawan yang mampu bertata krama dengan sejawat, terlebih pada klien. Seperti John Rockefeller “ kemampuan bertata kramaterhadap orang lain akan saya nilai lebih tinggi daripada kemampuan-kemampuan lain”.
Berikut akan disebutkan beberapa bentuk etika yang harus dilaksanakan dalam tempat kerja:
·         Menghormati budaya kerja di perusahaan
·         Menghormati senior dan lakukan sebagaimana mestinya tanpa bersikap berlebihan
·         Hormati privacy orang lain
·         Hormati cara pandang orang lain
·         Tangani beban pekerjaan masing-masing
·         Bersikap sopan terhadap seluruh orang yang ada di dalam perusahaan tersebut
·         Tidak semena-mena menggunakan fasilitas kantor

3.      Aktivitas Bisnis Internasional- Masalah Budaya
Bisnis Internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas-batas suatau Negara. Transaksi seperti ini merupakan transaksi bisnis yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade) ada juga yang menyebutnya sebagai pemasaran Internasional ayau International Marketing. Transaksi ini dilakuakan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan di negara lain. Melakuakan Bisnis Internasional tentu aka banyak memiliki hambatan ketimbang pasar domestik. Negara lain tentu akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kali menghambat terlakasananya taransaksi Bisnis Internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan negara sendiri.
Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu bukanlah seseuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan sesuatu.

4.      Akuntabilitas Sosial
Tujuan Akuntabilitas Sosial, antara lain:
1.  Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakan yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan.
2.    Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya mencakup: financial dan managerial social accounting, social auditing.
3.     Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu suatu perusahaan. Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian.

5.      Manajemen Krisis
Krisis dapat diartikan sebagai suatu waktu yang tidak stabil atau peryataan tentu suatu pekerjaan dimana suatu perubahan yang sangat menentukan menjadi tertunda. Krisis manajemen sebaiknya meliputi seni memindahkan resiko dan ketidakpastian dalam rangka untuk mencapai pengendalian yang (melebihi tujuan dasar). Secara umum, dapat dijelaskan bahwa penyebab krisis adalah:
a.       Sebab umum:
·         Gangguan kesejahteraan dan rasa aman
·         Tanggung jawab sosial diabaikan
b.      Sebab khusus
·         Kesalahan pengelola yang mengganggu lapisan bawah
·         Penurunan profit yang tajam
·         Penyelewengan
·         Perubahan permintaan pasar
·         Kegagalan atau penarikan produk
·         Regulasi dan deregulasi
·         Kecelakan atau bencana alam

SUMBER:
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: salemba Empat.
Joseph W. Weis, 1994, Bussinis Ethics A Managerial, Stakeholder Approach, Wadsworth Publishing Co,. California.
Tri Hendro Sigit P.,M.B.A., CFP “ Etika Modern’ K.  Bertens, 2000. Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar